Foto Profil

Foto Profil

Minggu, 11 Mei 2014

Salamat Betego'IISelamat Datang di Desa Pampang Samarinda

Minggu, 11 Mei 2014



Perjalanan ke Pampang adalah perjalanan yang ngga pernah ane rencanakan sebelumnya. Sebenarnya niat dan keinginan untuk mengunjungi salah satu desa budaya khas suku kaum Kenyah di pinggiran kota Samarinda ini pernah terbersit dalam hati, tapi yach,,,,berhubung terlalu banyak pekerjaan ditambah lagi belum ada kawan yang berniat untuk kesana, akhirnya niat itu hanya tinggal niat. Tapi akhirnya 11 Mei 2014, bertepatan dengan ajakan salah satu kawan di Balikpapan, akhirnya ane putuskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk berangkat kesana. Sekedar info sedikit aja, Pampang adalah sebuah desa wisata budaya yang terletak sekitar 45 menit dari pusat kota Samarinda. Kebetulan ane berangkat langsung dari Balikpapan, sehingga perjalanan menghabiskan waktu hampir 4 jam (3 jam Balikpapan-Samarinda, 45 menit Samarinda - Pampang), lumayan lah membuat pinggang agak tebal lantaran duduk di mobil non-stop 4 jam hahahaha.... Memasuki desa Pampang, kita akan segera disuguhkan nuansa pemandangan alam khas wilayah Kalimantan. Dengan jalan naik turun, lebar 4 meter, lubang dan kubangan buat melihara ikan (dibuat agak lebay, biar terkesan memacu adrenalin), ada sebuah perasaan aneh saat pertama kali melihat wajah-wajah kaum Kenyah disana. Jadi keingetan waktu nonton film yang aktornya Lee Min Ho atau jadi keingetan sama wajah Lin Dan (itu lo, pebulutangkis nomor 1 dari China). Wajah khas ras Mongoloid langsung menyambut ane waktu pertama akan masuk ke Balai Adat Pemung Tawai. Kalo ane bandingkan dengan wajah ane yang ada turunan Dayak Ngaju-nya kok kayaknya ngga ada ya dikiiiit aja nuansa khas Mongoloid-nya. Berarti benar pemeo salah satu teman ane, kalo orang Dayak itu ciri fisiknya banyak, yang beruntung dapet fisik putih bersih, agak beruntung dapat fisik kulit kuning langsat agak tua dikit dan yang ngga beruntung dapat fisik yach,,,begitulah...tapi intinya disyukuri aja lah.

Balai Adat Pemung Tawai adalah sebuah balai adat suku Kenyah yang pada hari Minggu rutin menyelenggarakan pagelaran kesenian dan tari-tarian khas Kenyah. Biasanya pagelaran dilaksanakan dari jam 14.00 WITA-15.00 WITA dengan 9 tarian, diawali dengan tari Kancet Lasan dan ditutup tarian Leleng. Selesai pagelaran, kita bisa berfoto dengan para tetuha suku Kenyah. Tetuha suku ini bukan cuma tuha (istilah Banjar, tuha=tua) tapi secara umur mereka emang udah sepuuuuuhhhh banget. Salah satu tetuha adat yang bernama Amay Pibut, adalah tetuha yang pertama membawa eksodus suku Kenyah ini ke Pampang dari pemukiman asli mereka di Dataran Tinggi Apokayan, sebuah dataran tinggi di ujung utara Kalimantan, berbatasan langsung dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia. Jadi di tengah pagelaran, Amay Pibut ini membacakan sebuah sajak yang lebih mirip dongeng, yaitu sebuah sajak bagaimana suku ini bisa berpindah dari Apokayan ke Pampang. Intinya mereka pindah ke Pampang untuk mencari penghidupan yang lebih baik, karena hidup di belantara Apokayan bagi mereka sangatlah susah sedangkan mereka sendiri juga orang-orang yang punya mimpi untuk hidup lebih baik lagi demi anak cucu mereka kelak.

 Setelah pagelaran dan tari-tarian ditutup dengan Leleng, saatnya sesi foto-foto hehehehe... jadi peraturan disini, kalau acara sudah selesai, mau foto-foto kudu bayar 25 ribu per 3 jepret foto gan hahahaha...tapi ane sih oke aja, hitung-hitung bantu penghidupan warga sekitar, apalagi buat yang udah sepuh-sepuh. Ingat ya guys, kalo acara dan sesi foto-fotonya udah kelar, jangan lupa langsung foto juga Lamin Adat Pemung Tawai. Contohnya gini nih, ane kasih gambar waktu foto lamin adatnya.


And then, eng-ing-eng, ini yang harus dan jangan dilewatkan, shopping pernak-pernik khas Dayak Kenyah adalah harga wajib (bagi yang berduit, kalo pas-pasan ya makruh lah hukumnya). Disini bakal banyak kita temui pernak-pernik khas suku Kenyah seperti Ulap Doyo, Mandau, Terabai/Telabang/Perisai, tas manik, kalung manik, gelang gaharu dst, pokoknya unik-unik dan lucu-lucu buat buah tangan keluarga dan teman. Ni salah satu mandau yang ane beli di Pampang.


Mandau ini khas banget suku Kenyah, kalo orang Kenyah bilang ini "baing ilang" kalo kita yang awam namanya mandau. Hulu mandau terbuat dari tanduk payau/rusa asli berukir tribal Dayak. Bilah ane liat sih baja sepuh, entah mungkin dari per atau besi biasa (kan cuman buat koleksi doang), kumpang/sarung mandau terbuat dari 2 lapis kayu, depan dari kayu jati asli sedangkan belakang dari kayu sono keling biasa, ditambah pelepah daun buat rumah langgei-nya. Intinya khas dan etnik banget gan. Banyak lagi kerajinan tangan yang dibuat oleh masyarakat desa Pampang ini. So, kalau ke Samarinda, jadikan Desa Budaya Pampang sebagai salah satu tujuan wisata kalian ya guys, dijamin ngga kecewa. Asal tau jadwal pagelaran tariannya, dari jam 14.00 WITA - 15.00 WITA tiap hari Minggu. Buat penutup ane kasih ni beberapa penampakan lainnya di sekitaran lamin adat Kenyah Pemung Tawai Desa Pampang.






Check it out, sekali lagi pesan ane buat seluruh anak Kalimantan, cintailah tanah Kalimantan, karena kalau bukan kita siapa lagi guys...Ingat pesan Bapa Tjilik Riwut,


"Ela sampai itah je tempun petak manana sare, je tempun kajang babisa puat, je tempun uyah batawah belai"

"Jangan sampai kita yang punya tanah malah hidup terpinggirkan, yang punya atap malah kebasahan, yang punya garam hambar dirasa"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar