Foto Profil

Foto Profil

Selasa, 13 Mei 2014

Mandau, Senjata Khas Suku Dayak

Oke guys, dalam sesi kali ini ane mau membahas salah satu kekayaan leluhur Kalimantan yang paling terkenal bahkan sampai ke dunia, yaitu senjata tradisional Kalimantan. Mandau....Ya Mandau, adalah salah satu kerajinan leluhur Kalimantan yang paling hebat, menurut ane sih. Bayangkan, di Kalimantan ini ada lebih kurang 405 subsuku Dayak dan dari sekian banyak subsuku ini mengembangkan kebudayaannya masing-masing termasuk dalam hal pembuatan kerajinan Mandau guys. Bahkan, kalo orang Dayak asli sudah bisa menerka hanya melihat dari pulang/hulu/gagang Mandau aja, si Mandau ini dibuat oleh subsuku mana, status sosial si pemegang Mandau dan pastinya berasal dari daerah aliran sungai mana Mandau tersebut berasal. Gini aja deh, sebelum ane menjelaskan panjang lebar, ane mau sharing Mandau pegangan ane guys, Mandau turunan dari generasi orang tua ane. Check it out penampakannya.








Coba guys, kalian perhatikan Mandau diatas. Kira-kira dari aliran sungai mana Mandau itu dibuat atau mungkin dari daerah mana asalnya. Hahahahaha, ya aku paham, agak susah memang melihat Mandau hanya dari jenis ukiran atau penampakannya. Paling gampang, tanya langsung orangnya, tuh Mandau asalnya darimana dan dibuat oleh suku mana. Oke mari kita bahas satu persatu bagian dari Mandau, dengan referensi gambar diatas. 

Kita mulai dari bilah atau besinya dulu guys. Bilah Mandau diatas ada tatah/lubangnya sebanyak 55 buah, ntah apa maksudnya ane juga kurang paham. Tapi kepercayaan Dayak jaman dulu, banyaknya tatah mewakili banyaknya kepala atau nyawa yang berhasil "dimakan" oleh si Mandau tersebut. Satu tatah dibuat persis ditengah ukiran "Kawit Kalakai"-nya, juga ngga ngerti ane apaan artinya. Model Mandau diatas biasanya disebut Tinggang, karena bentuk bilahnya yang panjang dan ramping. 

Bilah Mandau yang paling hebat terbuat dari batu besi guys. Batu besi paling terkenal di seluruh daratan Kalimantan adalah batu besi Mantikei, di hulu Sungai Mantikei, Kabupaten Katingan dan di daerah Montallat, hulu Sungai Barito, Kalimantan Tengah. Bahkan batu besi Montallat terkenal karena mengandung racun mematikan guys. Bukan racun yang dioles, tapi racun alam yang memang sudah terkandung sejak tuh besi belum digali. Dari bentuk bilahnya aja sebenarnya kita udah bisa membedakan darimana sih Mandau itu berasal, tapi ya lagi-lagi hanya orang Dayak asli dan Allah yang tahu persis xixixixi...




Bilah diatas dibuat ribet banget kan ya guys, ada tambahan kuningan bentuk terabai di tengah bilahnya. Yach maklum lah, kan Mandau hiasan doang, makanya dibuat ribet dengan berbagai macam variasi. Kalo Mandau asli, ukiran di bilahnya justru dibuat lebih sederhana tapi melambangkan ukiran tertentu yang pastinya memiliki arti magis tertentu.

Lanjut keatas, pulang/hulu Mandau. Pulang Mandau asli biasanya terbuat dari 3 bahan alam, yaitu tanduk rusa, tanduk kijang atau tulang. Tanduk ini lalu diukir dengan ukiran tribal khas Dayak yang tiap daerah memiliki ukiran yang sangat berbeda. Di ujung pulang ini dibuat lubang memanjang untuk memasang bilah besinya dan direkat dengan getah sambun dari sarang serangga. Setelah ditetes getah sambun, lalu diikat dengan sulat dari jangang. Jangang adalah semacam akar alam yang hidupnya hanya ada di pedalaman Kalimantan. Jaman sekarang sih guys, akar jangang udah sangat sulit dicari sehingga kebanyakan perajin Mandau mengganti akar jangang dengan anyaman rotan biasa. Diatas hulunya ditambahkan dengan variasi rambut manusia atau bulu binatang. Kalau ujung pulang Mandau dipasang rambut manusia, bisa dipastikan dengan sangat kuat, tuh Mandau udah pernah dipakai mengayau/memenggal kepala lawan.




Nah, pulang Mandau diatas terbuat dari kayu mahar guys, dibuat dengan ukiran khas Kayan. Tapi hiasannya bukan rambut manusia loh, tapi dari bahan ijuk biasa....Kalo mau liat pulang dari tanduk rusa, nih penampakannya guys,




Yes, pulang Mandau udah, bilah Mandau udah. Terakhir, ane mau jelasin soal kumpang/sarung Mandau. Kumpang Mandau biasanya terbuat dari kayu rimba Kalimantan. Ada yang terbuat dari kayu jati, kayu mihing, kayu sono keling atau kayu mahar. Kumpang Mandau ini terbuat dari sepasang kayu yang dibentuk dengan bentuk yang sama, setelah itu ditempel satu sama lain dan diikat dengan ikatan rotan yang dinamakan "tempuser undeng" atau "paikat simpey" kalo orang Kaltim bilang. Nah, tempuser undeng sendiri selain sebagai pengikat kumpang Mandau, juga menandakan status sosial si pemegang Mandau. Kalau tempuser undeng ada 3 berarti Mandau pegangan prajurit atau rakyat biasa, tapi kalau tempuser undengnya ada 4 berarti dipegang oleh "Mamut Menteng" atau orang yang gagah berani, dalam artian sederhana seorang panglima perang suku Dayak. Tempuser undeng sendiri ada tempuser undeng laki dan tempuser undeng bini. Biasanya tempuser undeng yang 3 biji terdiri dari 2 tempuser undeng bini (paling atas dan paling bawah) serta 1 tempuser undeng laki di tengah kumpang. Tambahan, biasanya di kumpang Mandau dipasang pelepah daun untuk rumah Langgei. Langgei adalah sejenis pisau kecil untuk menyerut kayu atau mengelupas kulit binatang buruan yang gagangnya terbuat dari tanduk atau tulang. Selain rumah Langgei, kumpang Mandau juga dipasangi sepasang "tali kunci" untuk mengikat Mandau di pinggang. Di tali kunci ini biasanya diikat dengan ikatan tertentu yang dinamakan "buhul kunci". Nih contoh buhul kunci guys,




Coba liat guys buhul kunci  dari gambar yang ane ambil dari blok Antik-Dayak diatas. Buhul kunci ini berguna sebagai salah satu "ilmu perunduk" dimana dipercaya bisa memperlemah, mengunci gerakan dan melumpuhkan lawan. Selain buhul kunci, biasanya Mandau yang dipakai perang dilengkapi dengan "Peteng Penyang" atau ikatan keberanian yang terbuat dari taring-taringan, kulit kerang, tanduk, kayu-kayuan dan basal (jimat) yang dibalut laukng merah. Fungsinya membuat si pemegang Mandau menjadi lebih berani saat bertarung dengan musuh dan meningkatkan kekuatan menjadi beberapa kali lipat dari seharusnya. Satu yang belum ane dapat penjelasannya adalah kegunaan dari "Duit Kapit" pada hulu Mandau diatas. Ane masih mau tanya-tanya sesepuh Dayak dulu untuk mencari jawaban dari makna duit kapit tersebut.

So, kayaknya udah panjang lebar ane udah jelaskan bagian-bagian dari Mandau guys. Kalo misalnya ada yang masih kurang mohon dimaafkan karena ane sendiri masih belajar banyak soal budaya Dayak. Sebenarnya sih, senjata khas suku Dayak bukan semata Mandau, tapi ada sumpit, tombak, dohong dan beberapa senjata khas lainnya. Tombak sendiri kalau dijabarkan terdiri dari beberapa jenis, yaitu lunju, duha, sarapang dll tergantung pada fungsi dan kegunaan tombak itu sendiri. Tapi untuk membahas senjata tradisional lainnya, mungkin akan ane buka di sesi lain kali yak. Dan terakhir, setiap penutup tiap postingan, ane ngga pernah bosan mengingatkan pada anak muda Kalimantan, agar selalu belajar dan mengetahui tentang budaya Kalimantan karena ini adalah kekayaan leluhur yang tidak ternilai harganya.

4 komentar:

  1. Mantab penjelasannya.
    Cukup lengkap bagi orang awam seperti saya.
    Mau tanya, apakah ada larangan mandau tarung/perang untuk digunakan oleh wanita? Karena setahu saya yang maju perang-patroli mengayau hanya pria. Maksudnya semisal saya buat karakter komik wanita bersenjatakan mandau, menurut Anda bagaimana?
    Terimakasih atas penjelasannya.

    BalasHapus
  2. Dimana bs beli pulang/hulu mandau dari tanduk rusa itu

    BalasHapus
  3. Saya ada liat tempuser undeng yg 5 buah.. Itu artinya apa?

    BalasHapus
  4. Saya ada liat tempuser undeng yg 5 buah.. Itu artinya apa?

    BalasHapus